Enggan Terikat


Dalam gulita
Satu kali yang sesaknya berkali-kali
Layaknya disekap
Kalau boleh jujur
Selama sepermainan yang hidup
Maksudku
Selama hidup yang penuh main-main ini
Agaknya cukup
Mendadak

Dalam gulita
Realita fiktif itu membuat,
Keningku menyeringit
Peluh sejuk menetes
Posisiku berubah-ubah
Rasanya juga membuatku teriak
Teriak tak bersuara
Karena enggan memecah pulasnya tidur orang lain

Fatamorgana yang tampak nyata itu
Menayangkan skenario
Yang layaknya benar-benar aku wayangkan
Cuplikan itu pahit sekali
Mungkin sepahit pil biru kaki lima?
Lagipula aku juga tak pernah minum
Kalau kau pernah beritahu aku kalau sepahit itu

Di dalamnya ada sebuah kesepakatan
Mengikatkan aku dan wayang lainnya
Dalam ikatan yang tidak aku kehendaki
Pemeran pendukung pada cuplikan itu seolah mengompori
Bahwa ikatan itu adalah tanda mengabdi pada ilahi
Saat baru saja ingin menumpahkan kalimat penolakan
Seolah cenayang mereka menyeka
"Jika menolak berarti kamu kufur nikmat"

Masih jelas kasatnya
Dengan rasa nostalgia ketersesakannya
Rasanya sempat terlintas kalimat harap
Semoga semua ini hanya mimpi

Melalui bunga tidur itu
Aku seolah diyakinkan oleh Baginda
Bahwa aku belum siap
Apapun kondisinya
Masih banyak yang hendak kuraih
Masih banyak ketidakmampuan yang belum kumampukan
Masih tenggelam pada ke-akuan
Sulit sekali aku mengakui ini
Tapi sepertinya benar
Sampai sekarang
Aku adalah pribadi yang
Enggan terikat




Comments

Popular Posts