Mekanika Terserah
Ujaran ketidaksukaan
Kritik pedas meruntuhkan
Sindiran nyelekit tak bertuan
Mereka menakutkan, dulu
Frasa, "kamu terlalu..."
Lirikan mata sinis dengan seringai
Eksistensi penghambat visi pemudiku
Jadi beban sebelum pergi tidur, dulu
Kalian dulu bernilai signifikan
Dalam ilmu statistika pikiranku
Tapi tidak dengan kini
Karena kuubah haluan pengaruh tersebut dengan mekanika-terserah
Sungguh, sekarang terserah kalian!
Bahagiaku aku yang racik
Materialnya aku yang tentukan
Dan kalian
Maaf
Tidak kumasukkan dalam adonan kebahagiaanku
Bahagiaku sekarang lebih mumpuni
Tanpa imaji serba serbi
Standarisasi umum tak kuhendaki
Karena kini atau nanti
Terserah harga mati
Comments
Post a Comment