Pesta Pernikahan Impian




Dulu awalnya sempet terlintas mau banget bikin perhelatan pernikahan yang ala-ala pinterest, yaitu outdoor, diadain di dataran tinggi ya karena saya sendiri ga terlalu suka tempat panas yang menghasilkan banyak keringat, dan penuh tanaman-tanaman rambat. Impian saya tidak berhenti berimajinasi sampai melakukan pernikahan yang kental dengan adat yang dikandung darah ini sampai pernikahan ala negeri dongeng dengan balutan gaun pernikahan yang cantik luar biasa. Sampai akhirnya ada satu figur yang bikin pemikiran saya berubah 180 derajat, ya dia Suhay Salim

Jadi bagi yang belum Suhay ini siapa, dia adalah beauty vlogger kenamaan Indonesia. Yup, saya salah satu subscriber di channel youtube pribadinya. Saya suka pribadi dia yang terlihat jujur dan totalitas saat melakukan review produk kecantikan. Selain itu hal yang membuat saya yakin untuk subscribe dia adalah cara berbicaranya yang lucu tapi "berisi" menurut saya di luar konteks kecantikan 

Sekitar tahun 2018 lalu doi ini akhirnya memutuskan untuk menikah. Ya, dia menikah dengan salah satu lelaki yang statusnya WNA. Tapi yang bikin hal ini jadi bahan lambean cukup ramai bukan calonnya tapi bagaimana dia menikah.  Bayangkan seorang Suhay Salim hanya menikah di KUA pakai blazer dan jeans, thats it.

Lah netizen ini termasuk saya di dalamnya juga jadi bingung. Loh kok bisa?

Lalu saya sendiri melakukan perenungan cukup lama, menerka apa yang sebenernya Suhay Salim pikirkan sampai-sampai momen bersejarahnya ini dilakukan sesantai itu...

Dengan penuh pemikiran saya berpikir ya juga ya. Pesta pernikahan kan ribet rencanainnya mulai dari nyari pasangannya (ini susah banget asli hahaha), rencanain tanggal pernikahan belum liat hoki-hokian hari dan bulan, catering, fitting baju, hadeuuuh ribet bangettt

Yaudah pas itu saya bertekad mau hidup semau gue dan sesimpel Suhay, my beauty guru itu. Secara random saya pernah nyeletuk ke bunda bilang gini...

👧: "Bun, adek boleh ga nikahnya di KUA aja? kan enak jadi ga ribet"
👩: "Terserah kamu lah"
👧: "Liat deh tuh acara nikahannya uni, ribet.. tamunya banyak, adek aja banyak yang ga kenal"
👩: "Emang kamu kira kalo ga ngundang banyak gitu ga bakal ngundang fitnah dari orang? Kan orang gatau kamu nikah jadinya."


Lalu saya hening sejenak, lah iya juga ya... kalo saya nikah nih terus tiba-tiba punya anak terus Pak RT yang gabakal saya undang ngeliat saya udah nimang anak aja pasti kaget, LAH KAPAN NIKAHNYA?

Setelah percakapan nikah random itu saya merubah pemikiran saya, bagaimana pesta pernikahan itu digelar dikembalikan kepada kemampuan finansial, ketertarikan kedua calon mempelai dan pastinya kedua belah pihak keluarga. Ini emang paternalistik banget sih tapi saya gak menyangsikan bahwa pesta pernikahan itu agaknya kurang tepat dibilang  si kehanya harinya dua sejoli ini berbahagia karena juga sekaligus acara besar-besarannya kedua orang tua pasangan itu. Lihat deh kayaknya kebanyakan daftar undangan kondangan itu asalnya dari kenalan orang tua kan? HEHE

Sejauh ini pesta pernikahan yang saya impikan adalah pesta yang sakral, khidmat, dan pastinya kehadiran orang-orang terdekat diutamakan... untuk perintilan lainnya mari kita tunggu calon pasangan saya maunya apa


Sekian :)

Comments

Popular Posts