Berharap Pada Manusia


Awalnya tidak pernah sadar
Bahwa Tuhan telah merencanakan skenario hidup semulus itu
Bagaimana umat manusia saling bertemu
Berkomunikasi dan mulai mengenal
Lama kelamaan ada secercah kebahagiaan diantara mereka
Dari hanya sekedar nama sampai tahu alamat rumah
Mendalami manusia memang menyenangkan
Menarik dengan segala keragamannya
Ragam warna itu terus melebar
Membias
Layaknya air hujan yang mulai beralih bentuk jadi pelangi
Meluas sampai-sampai terbawa mimpi
Dan lamunan siang hari
Nyala cahayanya semakin anteng berlama dalam pandangan
Bagaikan silap mata
Sampai-sampai tidak sadar bahwa
Cahaya yang terlalu terang itu bisa menyakiti mata
Tapi yang memandang cahaya itu masih betah percaya cahaya itu hanya membawa kebaikan
Dan sampai akhirnya menyentuh lembah
Lembah dimana cahaya ikut terperosok masuk dengan imaji baik
Imaji yang selalu terlihat baik, mulia, dan membahagiakan
Nyatanya cahaya yang selama ini dia harapkan tidak seindah pelangi yang nampak
Ada benarnya dibilang "membias"
Karena keindahan buta itu hanya sebuah bias
Salah mata
Iya salah matamu dan kamu
Terlalu berharap orang lain akan sebaik imajimu
Semenyenangkan saat pertama kenal
Setulus janji-janjinya di awal
Ya Nak, kamu mesti belajar
Jangan ulangi lagi
Kebiasaanmu terlalu silau
Maksud ibu, terlalu terpana dengan kebaikan orang lain
Dan mulai menaruh kepalamu di bahu mereka
Karena berharap pada manusia tidak akan pernah berakhir manis
Mari Ibu antarkan kepada pemiliki bahu yang pasti membahagiakan dirimu
Kenalkan, ini Tuhanmu
Sang Kuasa Alam Semesta

Comments

Post a Comment

Popular Posts