Balada Si Garda Terdepan



Saat semua telunjuk mengarah padanya
Menyorak-nyorakkan namanya
Menjorokkan kedua bahu, walau jika berkali-kali nyeri juga rasanya
Ia tidak tahu harus merasakan apa
Ia tidak tahu apa yang pantas ia rasakan


Nampaknya hal itu mulai terlihat menyungging
Garis halus bibirnya 
Saat dia dipilih serentak untuk diposisikan ke tingkatan yang tinggi
Ditempatkan di garda terdepan


Siapa yang tak bangga jadi pemimpin perang?
Paling muka
Paling gagah
Paling dielukan
Paling berwibawa, katanya...
Dan juga paling sering dibicarakan
Termasuk fitnah didalamnya


Baru terbangun dari lamunan siangnya
Ia mulai merasakan ada yang salah
Lihat!
Wajah-wajah yang menunjuk dia sebelumnya
Nampak memiliki hal lain yang ditutupi
Sampai-sampai yang tampak hanya punggungnya saja
Saat si garda mencoba menyapa mereka


Apakah benar ia dipilih karena dirasa unggul
Atau jangan-jangan ia hanya disugihkan
Dari keengganan mereka
Yang takut susah 
Yang takut terbebani
Yang tak mau menambah cabang pikiran
Dan jiwa si garda terdepan pun semakin berkecamuk
Apakah dia adalah orangnya?
Apakah dia yang tepat?


Tak sadar kuda perang tersandung
Si garda terdepan terjatuh
Dan masih tergeletak di tengah medan perang
Sampai sekarang

Comments

Post a Comment

Popular Posts