4 Tahun Sudah
Secarik pesan yang belum kunjung dikirimkan karena kehabisan nyali dan energi
4 Tahun Sudah
Aku bersembunyi di balik dinding
Menunggu kamu melewati lorong itu
Berusaha untuk merancangnya senatural mungkin
Alhasil saat beraksi, wajah ini tidak sanggup bertemu mata denganmu
Bodoh, rencana ini tidak akan pernah berhasil
4 Tahun Sudah
Aku berusaha mengetahui
Bagaimana rupa wajah ibumu
Seakan-akan rasanya ingin sekali berterimakasih kepadanya
Membesarkanmu dan membuat kamu dapat hadir dalam setiap angan malamku
Apa yang kau geluti sebagai penghilang penat
Aku mencoba tau dan memahaminya
Lalu aku coba untuk menyukai
Tanpa sadar aku telah memaksakan diri untuk suka apa yang kamu suka
Bahkan aku kuat untuk menerima pahitnya bahwa kamu berjalan beriringan dengan dia
Dia yang terlalu jauh lebih baik enak dipandang daripada aku
Bahkan sampai-sampai aku menjadi saksi kandasnya hubungan kalian
Rasa senang sesaat muncul
Seketika hilang dengan tepukan di pipiku untuk bangun dan berkata
"hei jangan mimpi, kamu siapa?"
4 Tahun Sudah
Aku mencoba membuatmu sadar akan eksistensiku
Aku mencoba membuat menoleh saat namaku dipanggil
Tunggu, iya kamu tidak tau siapa namaku
Aku tau usahaku tak terlalu mati-matian
Karena aku masih punya ego dan malu
Mohon pengertiannya
Dibalik itu
Aku minta maaf jika aku terlalu melampaui batas
Sehingga kamu merasa kesal dan terganggu
Demi Tuhan, aku tidak bermaksud
4 Tahun Sudah
Tuhan sering mempertemukan kita secara tak terduga
Di taman
Di lorong
Dekat lift
Bahkan di lapangan tempat kita pertama bertemu mata
Aku bertindak bodoh
Temanmu tertawa
Tapi kamu tidak
Kamu menyuguhkan hal lain, wajah dinginnmu
Aku ingat lemparan bola yang kau layangkan kepadaku
Takkan pernah pudar dari ingatanku
Sial, ingatan itu masih membuatku tertawa kecil sampai sekarang
4 Tahun Sudah
Perjalan kekaguman kekanak-kanakanku ini
Banyak yang mengatakan kepadaku untuk bangun
Sadar diri
Tidak lompat terlalu jauh dari apa yang seharusnya aku lompati
Satu sisi logikaku meng-iya-kannya
Tapi hatiku tidak pandai berdalih
4 Tahun Sudah
Kamu telah mengambil pikiranku
Terpusat, berotasi kepadamu
Kamu, kamu, dan kamu
Dan ini saatnya aku menyerah
Aku rasa aku sudah mulai letih
Aku izin ya,
Lebih tepatnya aku undur diri
Makan sehat dan teratur
Jaga diri
Jangan terlalu berusaha keras
Ingat kamu harus sehat saat mencoba menyehatkan orang lain
Salam untuk gitar kesayanganmu
Dan aku titip juga ucapan selamat
Untuk pasangan kamu kelak
Dan sampaikan juga padanya
Aku benar- benar iri dengannya
Notes:
Bagi kamu yang merasakan ini
Menjadi yang mengejar
Ada saatnya kamu berhenti atau meneruskan
Dan kamu yang paling tahu itu
Untuk kamu yang dikejar
Lebih pekalah
Tidakkah kalian sampai hati membuat pengejar keletihan seperti itu?
4 Tahun Sudah
Aku bersembunyi di balik dinding
Menunggu kamu melewati lorong itu
Berusaha untuk merancangnya senatural mungkin
Alhasil saat beraksi, wajah ini tidak sanggup bertemu mata denganmu
Bodoh, rencana ini tidak akan pernah berhasil
4 Tahun Sudah
Aku berusaha mengetahui
Bagaimana rupa wajah ibumu
Seakan-akan rasanya ingin sekali berterimakasih kepadanya
Membesarkanmu dan membuat kamu dapat hadir dalam setiap angan malamku
Apa yang kau geluti sebagai penghilang penat
Aku mencoba tau dan memahaminya
Lalu aku coba untuk menyukai
Tanpa sadar aku telah memaksakan diri untuk suka apa yang kamu suka
Bahkan aku kuat untuk menerima pahitnya bahwa kamu berjalan beriringan dengan dia
Dia yang terlalu jauh lebih baik enak dipandang daripada aku
Bahkan sampai-sampai aku menjadi saksi kandasnya hubungan kalian
Rasa senang sesaat muncul
Seketika hilang dengan tepukan di pipiku untuk bangun dan berkata
"hei jangan mimpi, kamu siapa?"
4 Tahun Sudah
Aku mencoba membuatmu sadar akan eksistensiku
Aku mencoba membuat menoleh saat namaku dipanggil
Tunggu, iya kamu tidak tau siapa namaku
Aku tau usahaku tak terlalu mati-matian
Karena aku masih punya ego dan malu
Mohon pengertiannya
Dibalik itu
Aku minta maaf jika aku terlalu melampaui batas
Sehingga kamu merasa kesal dan terganggu
Demi Tuhan, aku tidak bermaksud
4 Tahun Sudah
Tuhan sering mempertemukan kita secara tak terduga
Di taman
Di lorong
Dekat lift
Bahkan di lapangan tempat kita pertama bertemu mata
Aku bertindak bodoh
Temanmu tertawa
Tapi kamu tidak
Kamu menyuguhkan hal lain, wajah dinginnmu
Aku ingat lemparan bola yang kau layangkan kepadaku
Takkan pernah pudar dari ingatanku
Sial, ingatan itu masih membuatku tertawa kecil sampai sekarang
4 Tahun Sudah
Perjalan kekaguman kekanak-kanakanku ini
Banyak yang mengatakan kepadaku untuk bangun
Sadar diri
Tidak lompat terlalu jauh dari apa yang seharusnya aku lompati
Satu sisi logikaku meng-iya-kannya
Tapi hatiku tidak pandai berdalih
4 Tahun Sudah
Kamu telah mengambil pikiranku
Terpusat, berotasi kepadamu
Kamu, kamu, dan kamu
Dan ini saatnya aku menyerah
Aku rasa aku sudah mulai letih
Aku izin ya,
Lebih tepatnya aku undur diri
Makan sehat dan teratur
Jaga diri
Jangan terlalu berusaha keras
Ingat kamu harus sehat saat mencoba menyehatkan orang lain
Salam untuk gitar kesayanganmu
Dan aku titip juga ucapan selamat
Untuk pasangan kamu kelak
Dan sampaikan juga padanya
Aku benar- benar iri dengannya
Notes:
Bagi kamu yang merasakan ini
Menjadi yang mengejar
Ada saatnya kamu berhenti atau meneruskan
Dan kamu yang paling tahu itu
Untuk kamu yang dikejar
Lebih pekalah
Tidakkah kalian sampai hati membuat pengejar keletihan seperti itu?
ketika baca tulisan mba, jadi ingat diri sendiri,,,hahahahha
ReplyDeleteHeHe
DeleteBukan menyerah, tapi melepaskan. Alangkah lebih baik diungkapkan, meskipun mungkin sakit, jika bertepuk sebelah tangan, tapi hati akan benar-benar melepaskan,
ReplyDeleteMakasih Mba Wiwid sarannya :")
Delete