Siklus Pertemanan yang Nyata

Media banyak mengisahkan bahwa hubungan manusia "goals" banget itu yang langgeng dari masa diawalinya kedua insan bertemu sampai bila-bila nanti tanpa adanya . Saking ga jelasnya epilog sebuah novel ataupun film mengisahkan "bahagia selama-lamanya". You know, it cli·ché 

Saya bukan Merry Riana, bukan juga Mario Teguh yang begitu emas pemikiran dan patut dikutip jadi qoutes ala-ala tapi setelah 21 tahun menetap di bumi dan menggunakan otak saya untuk bekerja saya sadar akan suatu hal. Semoga hasil perenungan saya ini bisa membantu anxiety beberapa orang yang serupa dengan saya

Ya, keresahan saya ini tentang hubungan pertemanan...



Maaf kepad seluruh orang yang mengenal saya jika saya terlalu egois di mata kalian atau bahkan kalian melihat saya sebagai sosok yang sombong. 

Jujur tulisan ini saya buat untuk menenangkan diri saya  yang selalu merasa bersalah dan gelisah orang-orang di sekitar saya menunjukkan secara tidak langsung apa yang ideal yaitu "perteman yang sukses itu adalah pertemanan yang langgeng, intensif bertemu, intensif berkomunikasi." Jujur saya bukan tipikal orang yang terlalu intens membangun kembali hubungan-hubungan "lama" itu.

Iya hampir setiap agenda buka bersama, jalan bareng atau reuni teman sekolah dulu selalu jadi wacana pada akhirnya karena setiap momen itu saya berhalangan karena kondisi memaksakan seperti itu. Saat sindiran-sindiran semacam bukber (buka bersama) hanya wacana banya bermunculan di sosial media jujur  membuat saya terpojokkan.

Alhasil karena saya yang banyak absen ini, teman-teman yang dulu saya sebut "sahabat" mulai terasa seperti orang asing. Lalu sempat saya berselancar di google dan menemukan gambar ini



Ya Tuhan kenapa ini cocok banget sama apa yang saya alami? 

Dulunya saya dan sahabat saya adalah dua orang yang ga saling kenal akhirnya kenal dan cocok lalu menobatkan satu sama lain jadi Best Friend Forever terus beberapa bulan setelah ga keep in touch kita tetep nobatin masing Best Friend aja, just a title. Lama kelamaan semakin renggang dan jika ada orang yang bertanya apakah kita kenal dia kita hanya menjawab, 'iya saya kenal, dia (teman) saya". Mungkin beberapa tahun berlalu, udah ga banyak komunikasi lagi akhirnya kita jadi orang asing, bahkan saat berpapasan kita bahkan males saling sapa karena kalau menyapa karena akan bingung kayaknya mau mulai percapakan dengan apa dan dari mana (saya mengalami ini)... lebih parahnya lagi kalau lupa nama :")

Jujur dalam agama saya pun sangat dianjurkan membangun silaturahmi, tapi ada kalanya saya punya prioritas lainnya dan tidak serta merta saya harus stuck in one point yaitu perteman dengan kamu, sahabatku. Tapi saya tidak memungkiri saya juga ada salahnya

Saya tahu tidak semua orang mengerti prioritas hidup masing-masing orang karena sangat sulit memahami perspektif orang lain jadi siapapun yang menghakimi orang lain tidak sepenuhnya salah karena kita tidak dianugerahi kemampuan membaca pikiran orang bukan?

Hal yang  bisa saya lakukan adalah meminta maaf kepada kepada semua orang yang dulu pernah ada dalam kehidupan saya dan sudah jarang bertemu akhir-akhir ini dimanapun kalian berada...

Terimakasih sudah pernah dekat denganku, berbaik hati meluangkan waktumu untuk mendengarkan cerita tidak pentingku, dan rela menunggu kegiatanku selesai padahal kamu bisa pulang lebih awal tapi kamu tetap mau menunggu, terimakasih

Maaf jika aku tidak tumbuh seperti Naurah yang kau kenal sebelumnya. Maaf atas keegoisannku sehingga tidak bisa meluangkan waktu untukmu. 

Aku tidak masalah jika memang kau cap sebagai seseorang yang sombong atau bahkan bukan temanmu lagi

Tapi sampai kapanpun kalian adalah sahabat-sahabatku

Jika ada waktu, aku janji akan meluangkan waktu untuk menyampaikan permintaan maafku ini langsung dan jika kau masih mau membahas hal-hal bodoh yang pernah kita lakukan dulu, It'l be fun to talk about

Salam

Seseorang yang sibuk dalam dunianya 

Jika kamu mengalami apa yang saya rasakan, tak apa. Kamu sedang dalam proses memanusiakan dirimu sebagai manusia seutuhnya :)

Comments

  1. saya mengalami mbakkkk. Jadi kangen sama sobat-sobatku. sayang, kita sudah berbeda kota, and we become stranger :)) dulu sering banget kemana-mana bareng, karena beda kota jadi.. ah yaudahlah. mungkin ini memang siklusnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, mesti siap sama realita ya kita :)

      Delete

Post a Comment

Popular Posts